17 Desember 2009

PLASTIK ATAU KALENG?


Cara apakah yang paling ramah lingkungan untuk menyimpan minuman bersoda?
Oleh Emily Main
Satu pak minuman bersoda isi enam yang terbuat dari kaleng aluminium mampu menampung cairan yang hampir sama jumlahnya (2,3 liter) dengan sebuah minuman bersoda ukuran dua liter. Namun, dalam hubungannya terhadap lingkungan, dampak yang dihasilkan keduanya tak sama. Yang manakah yang harus dipilih?
Botol Plastik
Bahan dasar: plastik polietilena tereftalat (PET)#1, dibentuk dari minyak tanah dan gas alam.
Energi yang terpakai dalam proses pembuatan: setara dengan jumlah energi yang digunakan untuk menyalakan bohlam 50 watt selama 16 jam.
Kesehatan: PET#1 adalah salah satu jenis plastik paling aman, namun penelitian membuktikan bahwa antimoni logam berat (mengakibakan diare) bisa menembus botol plastik dan mencemari cairan di dalamnya selama lebih dari enam bulan.
Pembuangan: Menurut Container Recycling Institute (CRI), hanya 23 persen botol plastik yang terdaur ulang. Plastik juga hanya dapat didaur ulang beberapa kali saja.
Dampak umum terhadap lingkungan: Selain terbuat dari sumber daya alam tak terbarukan, botol plastik seringkali terbuang ke sungai, aliran air, dan lautan, membahayakan ikan, burung, dan makhluk hidup lain. Proses pembuatan plastik adalah salah satu sumber polusi industri paling besar, menghasilkan sulfur oksida dan nitro oksida, memicu terjadinya hujan asam dan pemanasan global.
Kaleng Aluminium
Bahan dasar: Secara kasar, 60 persen kaleng soda terbuat dari alumunium yang baru (bijih besi bauksit yang ditambang), sedangkan 40 persen sisanya terbuat dari alumunium daur ulang.
Energi yang terpakai dalam proses pembuatannya: setara dengan jumlah energi yang digunakan untuk menyalakan sebuah bohlam 50 watt selama 42 jam.
Kesehatan: Walaupun kadar yang terkandung dalam minuman bersoda jarang terdeteksi, kaleng aluminium memiliki lapisan interior yang mengandung senyawa kimia bisfenol A yang dapat mengganggu hormon.
Pembuangan: Aluminium dengan mudah dan tak terbatas dapat selalu didaur ulang, dan lebih sering dilakukan dibandingkan plastik. Menurut CRI, tingkat pendaur ulangannya di AS dapat mencapai hingga 52 persen.
Dampak umum terhadap lingkungan: Penambangan bauksit dapat menimbulkan kerusakan yang sangat parah, membinasakan pemandangan dan mencemari air, dan produksi aluminium mentah menghabiskan energi yang paling banyak dibandingkan pembuatan logam jenis lainnya. Lebih dari setengah energi yang digunakan berasal dari pembangkit listrik tenaga air, yang dihasilkandari pembendungan sungai dan aliran air yang mengganggu habitat perairan. Sumber energi terbesar berikutnya berasal dari pembangkit tenaga batu bara yang merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap munculnya pemanasan global.

Pemenang
Inti Persoalan:
Perbandingan isi dengan kemasan serta produksi yang efisien secara energi menjadikan botol plastik dua liter sebagai pemenangnya. Pastikan Anda menuang minuman bersoda ke dalam gelas yang dapat digunakan kembali, serta mendaur ulang botolnya saat selesai.

Sumber: Green Living Guide: Panduan Mengonsumsi Secara Bijaksana, Edisi Spesial National Geographic Indonesia.

09 Desember 2009

Tips Hijau Pemberian Hadiah Akhir Tahun


Perayaan natal dan tahun biasanya identik dengan pemberian hadiah kepada keluarga, kerabat dan orang-orang tersayang. Greeningyourlibrary memiliki tips-tips seru agar pemberian hadiah ini tetap mendukung 'aksi hijau' agar planet bumi tetap terjaga kelestariannya.

  • Menanam pohon atas nama seseorang bisa menjadi hadiah yang unik dan tentu saja bermanfaat. Sayangnya, di Indonesia belum ada organisasi yang bisa memfasilitasi hal ini. Di Amerika, tedapat program Plant A Billion Tree yang diprakarsai organisasi pecinta lingkungan. Namun, memberikan hadiah berupa tanaman dalam pot kecil yang dihias cantik bisa menjadi alternatif pilihan.
  • Bisa juga dengan memberi benih atau tunas tanaman. Menghadiahkan benih tomat atau tanaman herba akan memberi manfaat hingga bertahun-tahun ke depan.
  • Buat sebuah daftar permintaan (wish list) untuk menghindari pemberian hadiah yang tidak disukai yang akhirnya malah menjadi tumpukan sampah.
  • Memberikan kembali hadiah yang tidak disukai bukanlah sebuah kejahatan. Daripada dibuang atau diterlantarkan, lebih baik berikan pada seseorang yang bakal menyukai hadiah itu. Atau bisa juga disumbangkan pada organisasi sosial maupun pada orang yang tidak mampu. Tentu harus hati-hati agar orang yang memberikan hadiah pada kita tidak tersinggung.
  • Berikan hadiah berupa pengalaman atau aktivitas. Belikan tiket pertunjukkan teater, konser musik, tur atau kegiatan-kegiatan menarik lainnya seperti kursus memasak, kursus tari atau bahkan memberikan voucher spa gratis.
  • Berikan hadiah istimewa berupa makanan dan minuman yang dibuat sendiri. Selain lebih bermakna, hadiah seperti ini juga bisa mendekatkan kita dengan orang yang diberi hadiah secara personal.
  • Berikan kehormatan pada orang yang disayangi dengan memberikan sumbangan atas namanya. Cari organisasi sosial yang bereputasi baik yang akan mengolah dana yang kita sumbangkan.
  • Gunakan kembali bungkus kado atau berkreasilah dengan kertas-kertas yang bisa didaur ulang, seperti kertas koran dan majalah. Membungkus kado dengan kertas bergambar peta bisa keren juga, lho! Hias dengan pita kain yang bisa disetrika dan digunakan kembali.
  • Selain dengan pembungkus kado, kita juga bisa berkreasi dengan tempat untuk meletakkan hadiah sebelum dibungkus. Gunakan bahan yang bisa didaur ulang seperti kotak kardus bekas dan hindari penggunaan styrofoam.
  • Cari hadiah yang merupakan produk fair trade atau benda yang dibuat dari bahan daur ulang.

Sumber: http://greeningyourlibrary.wordpress.com/