17 Desember 2009

PLASTIK ATAU KALENG?


Cara apakah yang paling ramah lingkungan untuk menyimpan minuman bersoda?
Oleh Emily Main
Satu pak minuman bersoda isi enam yang terbuat dari kaleng aluminium mampu menampung cairan yang hampir sama jumlahnya (2,3 liter) dengan sebuah minuman bersoda ukuran dua liter. Namun, dalam hubungannya terhadap lingkungan, dampak yang dihasilkan keduanya tak sama. Yang manakah yang harus dipilih?
Botol Plastik
Bahan dasar: plastik polietilena tereftalat (PET)#1, dibentuk dari minyak tanah dan gas alam.
Energi yang terpakai dalam proses pembuatan: setara dengan jumlah energi yang digunakan untuk menyalakan bohlam 50 watt selama 16 jam.
Kesehatan: PET#1 adalah salah satu jenis plastik paling aman, namun penelitian membuktikan bahwa antimoni logam berat (mengakibakan diare) bisa menembus botol plastik dan mencemari cairan di dalamnya selama lebih dari enam bulan.
Pembuangan: Menurut Container Recycling Institute (CRI), hanya 23 persen botol plastik yang terdaur ulang. Plastik juga hanya dapat didaur ulang beberapa kali saja.
Dampak umum terhadap lingkungan: Selain terbuat dari sumber daya alam tak terbarukan, botol plastik seringkali terbuang ke sungai, aliran air, dan lautan, membahayakan ikan, burung, dan makhluk hidup lain. Proses pembuatan plastik adalah salah satu sumber polusi industri paling besar, menghasilkan sulfur oksida dan nitro oksida, memicu terjadinya hujan asam dan pemanasan global.
Kaleng Aluminium
Bahan dasar: Secara kasar, 60 persen kaleng soda terbuat dari alumunium yang baru (bijih besi bauksit yang ditambang), sedangkan 40 persen sisanya terbuat dari alumunium daur ulang.
Energi yang terpakai dalam proses pembuatannya: setara dengan jumlah energi yang digunakan untuk menyalakan sebuah bohlam 50 watt selama 42 jam.
Kesehatan: Walaupun kadar yang terkandung dalam minuman bersoda jarang terdeteksi, kaleng aluminium memiliki lapisan interior yang mengandung senyawa kimia bisfenol A yang dapat mengganggu hormon.
Pembuangan: Aluminium dengan mudah dan tak terbatas dapat selalu didaur ulang, dan lebih sering dilakukan dibandingkan plastik. Menurut CRI, tingkat pendaur ulangannya di AS dapat mencapai hingga 52 persen.
Dampak umum terhadap lingkungan: Penambangan bauksit dapat menimbulkan kerusakan yang sangat parah, membinasakan pemandangan dan mencemari air, dan produksi aluminium mentah menghabiskan energi yang paling banyak dibandingkan pembuatan logam jenis lainnya. Lebih dari setengah energi yang digunakan berasal dari pembangkit listrik tenaga air, yang dihasilkandari pembendungan sungai dan aliran air yang mengganggu habitat perairan. Sumber energi terbesar berikutnya berasal dari pembangkit tenaga batu bara yang merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap munculnya pemanasan global.

Pemenang
Inti Persoalan:
Perbandingan isi dengan kemasan serta produksi yang efisien secara energi menjadikan botol plastik dua liter sebagai pemenangnya. Pastikan Anda menuang minuman bersoda ke dalam gelas yang dapat digunakan kembali, serta mendaur ulang botolnya saat selesai.

Sumber: Green Living Guide: Panduan Mengonsumsi Secara Bijaksana, Edisi Spesial National Geographic Indonesia.

09 Desember 2009

Tips Hijau Pemberian Hadiah Akhir Tahun


Perayaan natal dan tahun biasanya identik dengan pemberian hadiah kepada keluarga, kerabat dan orang-orang tersayang. Greeningyourlibrary memiliki tips-tips seru agar pemberian hadiah ini tetap mendukung 'aksi hijau' agar planet bumi tetap terjaga kelestariannya.

  • Menanam pohon atas nama seseorang bisa menjadi hadiah yang unik dan tentu saja bermanfaat. Sayangnya, di Indonesia belum ada organisasi yang bisa memfasilitasi hal ini. Di Amerika, tedapat program Plant A Billion Tree yang diprakarsai organisasi pecinta lingkungan. Namun, memberikan hadiah berupa tanaman dalam pot kecil yang dihias cantik bisa menjadi alternatif pilihan.
  • Bisa juga dengan memberi benih atau tunas tanaman. Menghadiahkan benih tomat atau tanaman herba akan memberi manfaat hingga bertahun-tahun ke depan.
  • Buat sebuah daftar permintaan (wish list) untuk menghindari pemberian hadiah yang tidak disukai yang akhirnya malah menjadi tumpukan sampah.
  • Memberikan kembali hadiah yang tidak disukai bukanlah sebuah kejahatan. Daripada dibuang atau diterlantarkan, lebih baik berikan pada seseorang yang bakal menyukai hadiah itu. Atau bisa juga disumbangkan pada organisasi sosial maupun pada orang yang tidak mampu. Tentu harus hati-hati agar orang yang memberikan hadiah pada kita tidak tersinggung.
  • Berikan hadiah berupa pengalaman atau aktivitas. Belikan tiket pertunjukkan teater, konser musik, tur atau kegiatan-kegiatan menarik lainnya seperti kursus memasak, kursus tari atau bahkan memberikan voucher spa gratis.
  • Berikan hadiah istimewa berupa makanan dan minuman yang dibuat sendiri. Selain lebih bermakna, hadiah seperti ini juga bisa mendekatkan kita dengan orang yang diberi hadiah secara personal.
  • Berikan kehormatan pada orang yang disayangi dengan memberikan sumbangan atas namanya. Cari organisasi sosial yang bereputasi baik yang akan mengolah dana yang kita sumbangkan.
  • Gunakan kembali bungkus kado atau berkreasilah dengan kertas-kertas yang bisa didaur ulang, seperti kertas koran dan majalah. Membungkus kado dengan kertas bergambar peta bisa keren juga, lho! Hias dengan pita kain yang bisa disetrika dan digunakan kembali.
  • Selain dengan pembungkus kado, kita juga bisa berkreasi dengan tempat untuk meletakkan hadiah sebelum dibungkus. Gunakan bahan yang bisa didaur ulang seperti kotak kardus bekas dan hindari penggunaan styrofoam.
  • Cari hadiah yang merupakan produk fair trade atau benda yang dibuat dari bahan daur ulang.

Sumber: http://greeningyourlibrary.wordpress.com/

20 November 2009

Jadi Vegetarian Selamatkan Bumi



Tahukah Anda apabila konsumsi daging, ayam maupun ikan dikurangi, anda berkontribusi terhadap pengurangan efek rumah kaca? Memang mengejutkan. Namun, demikianlah kenyataannya. Kisah ini bisa mengilustrasikannya.

Badan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan bahwa pendonor utama pemanasan global berupa efek rumah kaca adalah sektor peternakan sebesar 18 persen. Jumlahnya bahkan lebih besar ketimbang gabungan dari keseluruhan sektor transportasi dunia seperti mobil, kereta, motor dan lainnya (14 persen).


Menipisnya Persediaan Pangan dan Air

Perlu diketahui, telah terjadi ketidakseimbangan pendistribusian pangan yang merupakan dampak tidak langsung dari peningkatan konsumsi daging oleh masyarakat sedunia. Diketahui 2/3 dari hasil pertanian dunia dipakai sebagai bahan makan ternak, sementara hanya 1/3-nya dikonsumsi manusia. Setiap hari 25.000 anak meninggal karena kelaparan dan sekitar 1,02 milyar penduduk dunia menderita kelaparan. Padahal, biji-bijian untuk ternak cukup untuk memberi makan 2 milyar manusia. Apabila permintaan konsumsi daging dunia meningkat, akan berdampak pada resiko rawannya pangan dunia dan pemanasan global yang kian mengkhawatirkan.

Sekarang kita tengok mengapa sektor peternakan bisa sedemikian parahnya mempengaruhi efek rumah kaca. Pertama, sebesar 80 persen hutan Amazon telah dibabat dan lahannya dipakai untuk sektor peternakan. Selain itu, buangan gas yang berasal dari peternakan yang berdampak pada efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

1. Metana sebesar 37 persen; efek pemanasan global dari sejumlah gas tersebut 72 kali lebih kuat ketimbang CO2 dalam 20 tahun dan 23 kali lebih kuat dalam 100 tahun.

2. Dinitrogen oksida (65 persen); efek pemanasan global sejumlah gas dinitrogen oksida 296 lebih kuat ketimbang CO2.

3. Amonia (64 persen); penyebab hujan asam.

Parahnya lagi, konsumsi daging dan ayam secara besar-besaran sedunia juga menghabiskan air dengan jumlah yang banyak. Satu porsi daging sapi menghabiskan 1200 galon air dan satu porsi daging ayam menghabiskan 330 galon air. Artinya, 50 persen dari total persediaan air dunia dipakai untuk ternak secara besar-besaran!

Small Things Big Impact

No Meat Day

Penyanyi legendaris dari grup the Beatles, Paul McCartney berkampanye mengajak di Inggris untuk tidak makan daging, ayam maupun ikan selama satu hari dalam seminggu. Di Gedung Putih, para anggota dan karyawannya diajak untuk merayakan "Meatless Monday" setiap hari Senin. Hei, mengapa kita tidak ikut mencobanya?

Untuk menjadi vegetarian memang tidaklah mudah. Siapa yang tidak tergiur dengan fried chicken, steak, chicken teriyaki, soto betawi, iga bakar, dan beragam hidangan dari protein hewani yang rasanya teramat lezat.

Tetapi ini adalah masalah antara mau dengan tidak mau. Anda bisa menguranginya sedikit demi sedikit. Yang paling mudah adalah tidak makan daging hanya dalam waktu sehari dalam seminggu. Pilih hari manapun, entah hari Senin, Selasa, ataupun hari lainnya. Syukur alhamdulillah bila Anda lambat laun tergerak untuk mengurangi konsumsi daging secara konsisten. Menjadi dua hari seminggu..., tiga hari seminggu..., dan seterusnya.

Buang saja anggapan bahwa tanpa konsumsi protein hewani, tubuh akan lemas. Nyatanya, protein nabati jauh lebih baik. Menurut Melanie Polk, penasehat pendidikan nutrisi dari American Institute for Cancer Research, mengonsumsi beragam makanan nabati merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan untuk kesehatan. Maka dari itu, nikmati sumber protein nabati seperti kentang, tahu, tempe, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan yang berwarna-warni karunia Allah yang tumbuh di tanah air ini.

Sumber:
Majalah NOOR No. 11/November Th. VII/2009

Sumber Foto:
http://childreninshape.com/images/P1010035[1].JPG

25 September 2009

Gunung Merbabu


Ditulis ulang oleh Mutia Ranita
Sumber:
http:/id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merbabu

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak Gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

Jalur Pendakian
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.

1. Kopeng Thekelan
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Thekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.

Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba di puncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kita temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.

Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.

Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air dan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih, harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapaan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.

Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos IV kita mendaki Gunung Watu Tulis, jalurnya agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang.

Pos IV yang berada di puncak Gunung Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng Songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Sundoro yang akan terlihat sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk didaki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Di sepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.

Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai di perkampungan penduduk. Sambutan sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gunung Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa Jawa ucapkan saja terima kasih.

Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke Yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.

2. Jalur Wekas
Pendakian Gunung Merbabu melalui Jalur Wekas.
Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.

Jalur ini sangat populer di kalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.

Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.

Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai dibawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gunung Merbabu.

Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

3. Jalur Kopeng Cunthel
Pendakian Gunung Merbabu berangkat melalui jalur Kopeng - Cunthel, dan turun mengambil jalur Kopeng Thekelan.

Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.

Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.

Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernafasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.

Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.

Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gunung Sumbing dan Gunung Sundoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.

Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk didaki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Sumber Foto: volcano.oregonstate.edu

14 September 2009

Tips 'Menghijaukan' Lebaran



  • Sebaiknya tidak belanja berlebihan, apalagi bahan makanan yang tidak tahan lama. Karena, nasibnya hanya akan berakhir di tempat sampah.


  • Untuk menjamu tamu, lebih baik menyiapkan piring bambu yang dialasi daun pisang, bukan kertas coklat berlapis plastik. Selain tak harus mencuci piring, lingkungan sekitar terbebas dari racun air sabun.


  • Jika ingin membawakan makanan untuk kerabat dekat, lebih baik tidak menggunakan plastik pembungkus. Pilih besek bambu atau kotak kardus. Akan lebih bagus jika Anda membeli wadah kecil yang bisa dipakai ulang.


  • Ketika bersilaturahmi, Anda pasti disuguhi makanan terus, apalagi jika mengunjungi banyak kerabat. Ukur tingkat kepenuhan perut Anda. Jangan sampai mengambil makanan banyak, tapi akhirnya tak dimakan.


  • Anda mungkin mengira gelas atau wadah styrofoam akan lebih praktis untuk digunakan karena tidak perlu dicuci. Tapi, tahukah Anda, untuk membuat sebuah wadah makanan dari styrofoam, dibutuhkan 3,2 g bahan bakar fosil. Dengan mengurangi wadah styrofoam sebanyak 10%, karbon yang dihemat bisa mencapai 600 kg pertahun.


  • Untuk menata dekorasi ruangan saat lebaran, gunakan pencahayaan lampu Compact Fluorescent Lamp (CFL) karena lebih hemat energi 80% dan lebih tahan lama 10 kali lipat dibanding lampu biasa.


  • Ketika pembantu mudik, tempat laundry biasanya menjadi pilihan untuk mengurangi kerepotan mencuci baju. Satu baju yang datang dari laundry memang wangi dan lembut. Tapi, berapa banyak sampah yang dihasilkan? Yang pasti, ada plastik penutup baju yang sangat besar dan hanger (yang pada umumnya berakhir di tempat sampah karena tidak cantik dan tidak cukup kuat). Selain itu, dry cleaning biasanya menggunakan banyak zat kimia tetrachloroethylene. Zat ini bersifat karsinogen dan bisa memacu asma serta alergi. Tentunya, juga berbahaya bagi lingkungan. Karena itu, lebih baik cucilah sendiri dengan tangan. Kalau terpaksa dry cleaning, sebaiknya hanya untuk membersihkan noda.

Sumber:Femina No. 37/XXXVII 12-18 September 2009


Sumber gambar:www.pasarkreasi.com

03 September 2009

Foto-foto Ciremai

Agak basi, sih... Hehe... Tapi ini foto-foto yang belum sempat diupload di web....













28 Agustus 2009

Tips Go Green dengan Mengurangi Penggunaan Plastik


Setiap kita berbelanja di supermarket atau di warung, sering sekali kita diberi kantung plastik atau kresek guna membawa barang-barang yang telah kita beli di tempat tersebut. Tahukah Anda tiap tahun jutaan kantong palstik/kresek dibuang begitu saja setelah dipakai hanya satu kali. Pasti Anda setuju dengan pendapat saya ini, kresek akan jadi sampah dan akhirnya dibuang dan dibakar.

Di bawah ini ada beberapa tips, supaya ketika Anda diberi kantong kresek saat di kasir, Anda bisa menjawab, "Tidak perlu, saya bawa tas sendiri!"

TIPS:
1. Belilah tas yang tahan lama dan bisa dilipat sehingga praktis dibawa kemana-mana. Biasanya tas tersebut bisa dibeli di supermarket besar yang sudah sadar akan efek buruk dalam menggunakan tas plastik/kresek.
2. Selalu menyimpan tas belanja yang tahan lama setiap Anda bepergian dan disimpan di kendaraan Anda. Sehingga bila berbelanja Anda tidak perlu kantong plasting/kresek lagi. Dan hal ini menjadikan kebiasaan baik Anda saat berbelanja.
3. Sediakan selalu tas plastik kecil yang bisa dipakai ulang guna menyimpan sayur dan buah-buahan. Setelah Anda mengeluarkan sayur-sayuran dan buah-buahan dari dalam kantong plastik, bersihkan kembali kantong tersebut sehingga bisa dipergunakan di lain waktu.
4. Ingatkan kasir bahwa Anda tidak perlu kantong kresek. Biasanya kasir secara otomatis memasukkan belanjaan si pembeli ke dalam kantong kresek. Saat akan membayar, katakan kalau Anda tidak membutuhkan kantong plastik, sambil menunjukkan tas belanja yang sudah Anda bawa.
5. Jelaskan pada kasir alasan Anda membawa tas sendiri. Masih banyak orang yang tidak mengerti mengapa harus menghindari pemakaian kemasan plastik yang hanya satu kali pakai. Kalau mereka paham alasannya, biasanya mereka akan mendukung upaya seperti ini, apalagi kalau Anda sering belanja di pasar swalayan mereka.
6. Bila Anda lupa membawa tas belanja, Anda bisa menggunakan tas plastik pemberian kasir tetapi jangan lupa setelah digunakan, lipatlah dengan rapi sehingga tas tersebut bisa Anda pergunakan kembali di saat Anda membutuhkan.

Dengan Anda melakukan tips ini, berarti Anda menyayangi lingkungan Anda tempat Anda berdiam.

Sumber: Bandung Advertiser
Sumber foto:makeyourhomegreen.vic.gov.au

20 Agustus 2009

Menelusuri Kemegahan Ciremai (3078 mdpl)


Sesuai rencana, IATMI Komisariat Cirebon kembali mendaki Gunung Ciremai pada tanggal 7 - 9 Agustus yang lalu. 'Petualangan' dimulai dari perkemahan di Curug Muara Jaya. Tenda-tenda didirikan di dekat air terjun, dilengkapi dengan api unggun dan menu ayam serta ikan bakar. Ditemani teh dan kopi panas untuk menghalau dingin, menjadikan makan malam di alam terbuka menjadi istimewa.

Pagi hari, setelah sarapan, seluruh peserta trekking menyempatkan diri menikmati pemandangan air terjun Muara Jaya yang indah. Untuk sampai ke air terjun ini, terdapat akses berupa tangga yang tingginya puluhan meter hingga ke tempat parkir mobil. Tempat wisata ini rupanya belum begitu dikenal karena di hari libur pun ternyata pengunjungnya hanya sedikit.

Dari Curug Muara Jaya, disediakan dua mobil pick up untuk mengangkut seluruh peserta menuju pos pendakian pertama bernama Blok Arban (1.614 mdpl). Dari Blok Arban, barulah perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Jalur yang ditempuh adalah Jalur Apuy dengan panjang lintasan menuju Puncak Ciremai adalah 6,9 km. Jalur yang dilalui berupa jalan setapak diapit semak belukar dan pepohonan hutan dengan tanjakan yang semakin lama semakin terjal. Begitu juga jalur menuju pos kedua (Simpang Lima - 1.915 mdpl), ketiga (Tegal Wasawa - 2.400 mdpl), keempat ( Tegal Jamuju - 2.600 mdpl) dan kelima (Sang Hyang Rangkah – 2800 mdpl). Dari pos kelima, medan yang dilalui semakin sulit, apalagi menjelang pertemuan jalur Apuy dan jalur Palutungan.

Saat mencapai pertemuan kedua jalur, kita akan ditantang tanjakan terjal bebatuan besar hingga ke puncak. Namun, pemandangan dari sini sangat menakjubkan karena kita seolah menjadi lebih tinggi dari awan. Di kejauhan, kita juga bisa melihat Puncak Gunung Slamet menyembul di antara lautan awan. Sementara matahari senja mulai tenggelam, meninggalkan kemilau lembayung berwarna jingga di ‘garis’ yang menjadi pertemuan awan dan langit. Sebuah pemandangan tak terlupakan yang mengingatkan kita akan kebesaran Sang Pencipta Alam Semesta.

Di jalur menuju Puncak, para peserta berbelok ke kiri, menuju sebuah turunan untuk menginap semalam di pos keenam (Goa Walet – 2950 mdpl). Udara di ketinggian ini sangat dingin. Posisi Goa Walet yang dikelilingi tebing membantu mengurangi terjangan angin dingin yang berbahaya bagi para trekker.
Pagi hari, barulah perjalanan dilanjutkan ke Puncak Ciremai. Sambutan kawah Ciremai yang megah membuat segala kelelahan seakan hilang. Mampu mencapai puncak tertinggi di Jawa Barat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para trekker IATMI Cirebon. Dan lagi-lagi, pemandangan luar biasa lautan awan dan langit biru jernih menjadi pelengkap pesona Puncak Ciremai.

Setelah puas mengabadikan pemandangan puncak, para peserta memulai perjalanan turun melalui jalur Palutungan. Jalur ini lebih panjang (8,4 km) namun relatif lebih landai.

Jika tak ada aral melintang dan Tuhan mengizinkan, tahun depan IATMI Komisariat Cirebon akan mendaki Ciremai kembali melalui Jalur Palutungan dan turun melalui Linggarjati. Berminat? ?

31 Juli 2009

TRACING THE GREATNESS OF CIREMAI



Mumpung lagi musim kemarau, naik gunung lagi yukkk!!! Hehehe... Kali ini targetnya tidak jauh dari kampung halaman IATMI Cirebon, yaitu Gunung Ciremai (3078 mdpl- meter di atas permukaan laut). Dibanding Gunung Gede-Pangrango, gunung tertinggi di Jawa Barat ini memang tidak terlalu komersial untuk didaki. Namun keeksotikannya ditambah kaitan sejarahnya dengan Sunan Gunung Jati, membuat kawasan Ciremai sangat menarik untuk ditelusuri.

Jangan khawatir dengan embel-embel "gunung tertinggi di Jabar" ini (pasti banyak yang berpikir bakalan capek banget mendakinya, hehe...) karena IATMI Komisariat Cirebon bekerjasama dengan Diaku Point Service (DPS) yang telah berpengalaman dalam pendakian Ciremai telah mengemas rancangan acara semenarik mungkin.

Jadwal acara akan dimulai Jumat malam (7 Agustus 2009). Di Bumi Perkemahan Curug Muara Jaya (Desa Apuy, Majalengka). Sambil beristirahat semalam, para trekker akan menikmati 'bebakaran' ^_^ Yupz, ikan laut dan ayam bakar lengkap dengan api unggun di tengah perkemahan.

Esok paginya, untuk penyegaran, dilakukan jalan-jalan pagi menuju Air Terjun Muara Jaya. Silakan narsis-narsisan sepuasnya ^_^ Setelah itu, barulah trekking dimulai, mengambil jalur Blok Arban (1.614 mdpl) - Simpang Lima (1.915 mdpl) - Tegal Wasawa (2.400 mdpl) - Tegal Jamuju (2.600 mdpl) - Sang Hyang Rangkah (2.800 mdpl) - dan bermalam di Goa Walet (2.950 mdpl). Trekking ke Puncak dilanjutkan keesokan paginya.

Jalur turun mengambil jalur Palutungan. Dimulai dari perkemahan di Goa Walet - Sang Hyang Ropoh - Pasanggrahan - Tanjakan Asoy - Blok Arban - Paguyangan Badak - Cigowong - Palutungan.

Biaya yang dikenakan untuk peserta Rp 320.000,00. Udah termasuk fasilitas sewa porter dan guide, sewa sleeping bag, matras, jaket, raincoat, sarung tangan, kupluk, t-shirt, asuransi, sarapan, makan siang, makan malam, buklet panduan naik gunung dan transportasi (Klayan, Cirebon - lokasi trekking p.p). Ya... ya... tau, deh, pasti pada protes mahal, ya? Kalo gitu, ajakin 4 orang teman lagi biar kamu bisa gratis ^_^.

Pendaftaran silakan klik di sini

Puncak Ciremai menantangmu! Berani? ^_^

13 Juli 2009

Menaklukkan Puncak Gunung Gede









Gunung Gede (2958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3019 mdpl) secara administratif termasuk Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Gunung Pangrango merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi, sedangkan Gunung Gede yang berusia lebih muda merupakan gunung api strato yang masih aktif.

Terdapat tiga jalur untuk mencapai puncak kedua gunung ini, yaitu: Gunung Putri, Cibodas dan Selabintana (Pondok Halimun). Dalam pendakian ini, tim IATMI Komisariat Cirebon memilih jalur Gunung Putri untuk mencapai puncak Gunung Gede kemudian turun melalui jalur Cibodas. Basecamp Gunung Putri terletak di ketinggian 1850 mdpl dengan panjang lintasan menuju puncak Gede adalah 7,4 km, lebih singkat dibandingkan jaluir Cibodas yang panjang lintasannya mencapai 9,7 km.

Peserta trekking dibagi menjadi enam grup, didampingi dua guide dan dua belas porter. Grup pertama mulai mendaki hari Sabtu dini hari (04/07/09), sekitar pukul 02.00 WIB. Jalur yang ditempuh adalah Gunung Putri - Legok Leunca - Buntut Lutung - Lawang Saketeng - Simpang Maleber - Alun-alun Surya Kencana - Puncak Gede. Dari Puncak, perjalanan dilanjutkan ke Kandang Badak untuk kemping selama satu malam. Pagi harinya, barulah peserta turun menuju Cibodas.

Tadinya, diharapkan peserta trekking bisa menikmati sunrise di Puncak Gede. Namun, peserta yang mengikuti kegiatan ini sangat beragam, mulai dari peserta berumur 13 tahun hingga 53 tahun; ada yang telah berpengalaman naik gunung, ada juga yang baru pertama kalinya. Mayoritas peserta yang mengikuti trekking adalah karyawan kantoran yang jarang mengikuti kegiatan outdoor seperti ini sehingga waktu pendakian menjadi lebih lama dari yang diperkirakan.

Sesuai tema yang diusung, yaitu "Explore the beauty of nature with our trekking adventure", maka para peserta melakukan kegiatan trekking dengan suasana gembira sambil menikmati keindahan alam sepanjang perjalanan. Hutan dengan berbagai vegetasi yang menyegarkan mata, kawah-kawah raksasa yang seolah menyimpan misteri dengan asap dan kabut yang kadang menyelimuti, lereng curam air panas dengan air terjunnya, air terjun Cibeureum yang megah serta Telaga Biru yang tenang merupakan panorama alam yang jarang ditemui dan layak untuk diabadikan.

Semua peserta akhirnya sampai di Cibodas Hari Minggu sekitar pukul 13.00 WIB. Walaupun badan mulai terasa pegal-pegal, tapi senyum masih menghiasi wajah-wajah para 'pejuang' yang dengan penuh semangat dan pantang menyerah berhasil menaklukkan Puncak Gunung Gede yang tak terlupakan.

22 Juni 2009

IATMI Goes to High Place 2009: Mt. Gede- Pangrango


"It is not the mountain we conquer, but ourselves."
(Sir Edmund Hillary, first man who reached the top of Everest in 1953)


Tahun 2008 lalu, tim IATMI komisariat Cirebon sukses mendaki Gunung Ciremai (3078 mdpl), gunung tertinggi di Jawa Barat dan Gunung Slamet (3432 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Rencananya, sebelum menaklukkan puncak tertinggi di Pulau Jawa (Gunung Semeru), diadakan pendakian 'pemanasan' yang lebih bersifat fun. Gunung yang dipilih kali ini adalah Gunung Gede-Pangrango yang terletak di Cibodas, Jawa Barat.

Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya gunung yang paling sering didaki di Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun, meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa jadi karena lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta dan Bandung. Untuk mengembalikan habitatnya biasanya tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga antara bulan Desember hingga Maret. Untuk mengurangi kerusakan alam, maka dibuatlah beberapa jalur pendakian, namun jalur yang populer adalah melalui pintu Cibodas.

Penyebutan nama Gunung Gede biasanya disandingkan dengan nama Pangrango karena memang satu kesatuan, satu gunung dengan dua puncak, Gede (2958 mdpl) dan Pangrango (3019 mdpl). Para pendaki lebih sering menuju puncak Gede karena pemandangan alamnya yang memiliki 3 kawah, Lanang, Wadon, dan Ratu. Sedangkan puncak Pangrango masih berupa hutan.

Mulai 1 April 2002 untuk mengunjungi Taman Nasional Gn.Gede-Gn.Pangrango diberlakukan sistem booking, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam, 300 melalui Cibodas, 100 melalui Selabintana, 200 melalui Gunung Putri. Pendaftaran pendaki hanya dilanyani di Wisma Cinta Alam kantor Balai Taman Nasional Gn. Gede-Pangrango pada hari kerja (senen-jumat) pada jam kantor. Pos Cibodas, Gn. Putri dan Salabintana sudah tidak melayani ijin pendakian. Hanya sebagai pos kontrol.

IATMI Komisariat Cirebon mengajak rekan-rekan semua untuk mengikuti mountain trekking kali ini. Event ini akan diadakan tanggal 3 - 5 Juli 2009 mendatang. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi
Mr. Harun (081 329 627 662)

atau telp. (0231) 251 2655.
Bisa juga kirimkan e-mail ke
harun_abdillah@iatmi-cirebon.org

atau
harunabdillah@yahoo.com.
Cek juga website www.iatmi-cirebon.org

See you at the top! :)

Sumber:
sundatandang.wordpress.com
nu-pondokgede.blogspot.com

16 Juni 2009

Paper-made Clothing



Pernah membayangkan mengenakan baju kertas? Sekarang, Anda tak perlu membayangkan lagi, Anda bisa mengenakan baju buatan House-Wear Clothing ini.

Ditemukan oleh Lisa Sansone, pakaian ramah lingkungan ini terbuat dari material yang dinamakan Tyvec, biasanya digunakan untuk membuat amplop surat. Bahan ini membuat baju menjadi mudah untuk didaur ulang setelah dipakai, tinggal masukkan saja ke penampungan daur ulang Tyvec terdekat.

House-Wear Clothing ini juga bisa digunakan kembali. Artinya, Anda tak perlu membuangnya jika baju ini kotor. Jangan khawatir, masukkan saja ke dalam mesin cuci. Bahkan, setiap kali Anda mencucinya, baju ini akan semakin lembut dan halus.

Setiap bagian dari baju ini merupakan hasil hand-printed dengan bahan celup tak beracun (non-toxic dyes), jadi tak ada dua baju yang cetakannya benar-benar sama.

Sumber: http://www.inhabitat.com


12 Juni 2009

Sepeda Amfibi dari Wuhan

Sepeda yang sedang dikendarai oleh Li Jin ini merupakan sepeda amfibi hasil rancangan ayahnya, Li Weiguo. Sepeda yang bisa dikendarai di darat dan air ini dilengkapi delapan tempat air galonan sebagai ponton dan roda baling-baling yang bisa disetel sebagai kekuatan mengemudinya. Karya yang sederhana namun sangat kreatif dan bermanfaat (meskipun mungkin masih kurang praktis). Foto diambil di Wuhan, Provinsi Hubei, China tanggal 30 Mei 2009.


Sumber: www.china.org.cn

20 Mei 2009

Rafting at Ciberang: So Much Fun!



Kali ini, IATMI Cirebon memilih Sungai Ciberang untuk pelaksanaan kegiatan "Family Fun Rafting" tanggal 17 Mei 2009 lalu. Grade sungai ini antara 2-3+ sehingga relatif aman untuk diikuti oleh rafter pemula dan keluarga dengan putra-putri yang masih berusia di bawah 17 tahun. Namun, untuk keamanan, usia rafter dibatasi minimal 12 tahun dan diikutsertakan di perahu rescue. Jumlah peserta kali ini sebanyak 17 orang, dibagi menjadi empat perahu dan satu perahu rescue. Peserta tidak hanya dari anggota IATMI, tetapi juga dari PT Dyandra Promosindo, Jakarta.

Meskipun grade-nya tidak setinggi Cimanuk atau Citanduy, Sungai Ciberang tetap asik untuk diarungi. Airnya jernih, arusnya cukup deras serta jeram-jeramnya yang menantang menunggu untuk ditaklukkan. Pemandangan pepohonan hijau yang menyegarkan mata di sepanjang sungai juga menjadi nilai plus bagi para rafter.



Setiap perahu dipimpin oleh seorang skipper berpengalaman dari operator Banten Rafting. Tidak hanya memberi instruksi-instruksi agar perahu bisa melewati jeram demi jeram, para skipper ini juga kadang bercanda dengan sengaja menabrakkan perahu pada perahu peserta lain, atau membalikkan perahu agar peserta bisa merasakan segarnya berenang di air sungai. Yang tidak bisa berenang tidak perlu panik, tentu saja, karena skipper melakukannya di bagian sungai yang tenang. Selain itu, dengan posisi tubuh lurus, peserta akan mengapung dengan sendirinya karena dibantu life jacket (jaket pelampung).



Di tengah-tengah pengarungan, terdapat rest area di sisi sungai untuk beristirahat sejenak, memulihkan semangat dengan menikmati sajian kelapa muda yang telah disediakan pihak operator. Setelah tenaga pulih, semua kembali ke perahu masing-masing untuk melanjutkan pengarungan menuju jeram menantang yang tingginya lebih dari satu meter. Namun sebelum sampai ke jeram tersebut, terlebih dahulu diadakan games. Peserta diminta berdiri di pinggiran perahu dengan tangan saling berpegangan sementara skipper akan memutar perahu. Dibutuhkan kerjasama dan pegangan kokoh agar peserta tetap bisa bertahan di atas perahu. Goncangan perahu yang tidak stabil membuat banyak peserta akhirnya tercebur ke sungai. Canda tawa pun semakin riuh dan semua bergembira.



Ketika dilanjutkan menuju jeram berikutnya, banyak peserta agak grogi mengingat tinggi jeram yang tidak biasa. Namun, dengan berpegangan erat pada tali di perahu dan kontrol dari skipper, semua perahu bisa melewati jeram dengan selamat. Di akhir rafting, wajah-wajah rafter yang kelelahan tetap menyiratkan kegembiraan dan tak sabar mengikuti kegiatan rafting berikutnya. Sayang, dengan pertimbangan curah hujan yang semakin sedikit serta debit sungai yang menurun, rencana rafting baru akan digelar insya Allah akhir tahun ini.



14 Mei 2009

Simbol-simbol dalam Bahasa Hijau

Biodegradable



Apapun yang bisa dihancurkan bakteri menjadi senyawa tak berbahaya. Suatu teknik sederhana dan efektif dari alam untuk membersihkan sampah-sampahnya. Anda bisa menganggapnya sebagai 'pembersih debu' termutakhir pemberian alam untuk dibudidayakan manusia.

Dolphin Friendly



Simbol ini menyatakan bahwa tuna kaleng yang kita beli tidak meminta korban mamalia tidak bersalah. Di timur Samudera Pasifik, kawanan ikan tuna biasa bergerombol bersama lumba-lumba. Ketika ditangkap menggunakan jaring, sering kali lumba-lumba turut terperangkap.

Ekolabel Indonesia


Produk-produk yang dalam daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian penggunaan dan pembuangan setelah penggunaan memberi dampak lingkungan relatif kecil ketimbang produk lain yang sejenis, akan diberi ekolabel. Pengembangan ekolabel di Indonesia menjadi sarana untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Energy Star


Setiap produk elektronik yang memasang label ini hanya menggunakan 30-40% energi ketimbang produk sejenisnya.

Fairtrade



Gerakan yang bertujuan untuk membela hak-hak petani dan produsen kecil di pasar global, dan disisipi misi peduli lingkungan. Apabila Anda melihat produk yang memasang label ini, berarti ia diproduksi menggunakan teknik-teknik ramah lingkungan.

Recycle (Daur Ulang)


Menandakan bahwa barang yang Anda gunakan dapat didaur ulang untuk digunakan kembali. Lingkaran mobius yang digunakan sebagai simbol merupakan permukaan tanpa ujung yang menggambarkan materi produk tersebut bisa dipakai kembali untuk tujuan lain.

Untuk bahasa hijau lainnya, silakan klik di sini

Sumber:
Reader's Digest Indonesia
Edisi Khusus Langkah Hijau Selamatkan Bumi

12 Mei 2009

Rafting @ Ciberang, Siapa Takut?!!

Apakah rafting = olahraga menakutkan?
NO WAY!
Rekan-rekan yang lain telah membuktikan bahwa kegiatan yang satu ini justru kegiatan refreshing paling asyik sebelum musim kemarau benar-benar tiba! Serunya menyusuri Sungai Palayangan Bandung, hebohnya basah-basahan dengan canda tawa di arus Sungai Cimanuk dan mengarungi mantapnya aliran Sungai Citanduy (lengkap dengan sajian kelapa muda dan pisang goreng di pertengahan rafting), menjadi kisah seru yang tak terlupakan.

Dan kini saatnya kita bergembira di Sungai Ciberang, Banten dalam kegiatan FAMILY FUN RAFTING 2009 yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2009. Segera daftarkan diri Anda! Hubungi Mr. Harun (081 329 627 662) atau telp. (0231) 251 2655. Bisa juga kirimkan e-mail ke harun_abdillah@iatmi-cirebon.org atau harunabdillah@yahoo.com.

Biaya Rp 250.000,- dengan fasilitas fun rafting 2,5 jam, transportasi, booklet, sarapan, makan siang, makan malam, sertifikat, asuransi.

Dapatkan diskon 10% untuk registrasi online di website iatmi hingga tanggal 4 Mei 2009!

Top 10 Mobil Berbahan Bakar Paling Efisien Versi EPA

EPA (Environmental Protection Agency) Amerika mengeluarkan daftar sepuluh mobil irit bahan bakar yang dijual di Amerika. Selain modelnya yang gaya, mobil-mobil ini juga lebih ramah lingkungan. Apakah Anda berminat memiliki salah satunya?

1. TOYOTA PRIUS



Toyota Prius diperkenalkan ke publik Jepang bulan Oktober 1997. !000 orang insinyur terbaik Toyota telah dikerahkan untuk menyiapkan mobil ini. Berdasarkan standar pengujian Japanese Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) ternyata Toyota Prius merupakan mobil yang paling irit. Dengan 1 liter bahan bakar, Prius bisa menempuh jarak 38 kilometer.

New Prius yang rencananya di pasarkan di Jepang pada pertengahan bulan Mei mendatang, memiliki efisiensi bahan bakar 38.0km/liter dengan emisi CO2 61g/km. Dengan hasil itu, New Prius sudah 25% lebih baik dari standar 2010. Berdasarkan siklus uji terbaru JC08 dari MLIT, New Prius memiliki efisiensi bahan bakar 32.6km/liter dengan emisi CO2 71g/km. Ini berarti new Prius sudah memenuhi standar nasional 2015.

Sebagai pembanding, mobil konvensional dengan mesin yang sama-sama berkapasitas 1.8 liter empat silinder membutuhkan bahan bakar lebih dari dua kali lipat untuk menempuh jarak yang sama. Demikian pula emisi CO2-nya.


2. Honda Civic-Hybrid



Sistem hibrida independen yang dikembangkan Honda memadukan mesin berbahan bakar bensin sebagai sumber tenaga utama dan electric motor assist sebagai pendukung untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar dan emisi yang bersih. Honda New Hybrid System menampilkan perpaduan mesin i-DSI dengan aplikasi 4 silinder dengan masing-masing silinder menggunakan 2 busi dan mesin 3-stage i-VTEC yang dapat mengatur tiga tahapan valve timing (low-rpm, high-rpm, dan cylinder idle mode) sesuai dengan kondisi berkendara.

3. Smart Fortwo



Smart merupakan divisi dari Daimler AG Mercedes Benz. Mobil yang dipasarkan di AS dengan banderol mulai USD12.000 ini, mengonsumsi bahan bakar 12 km/liter untuk dalam kota dan 17 km/liter di jalan bebas hambatan.

Dengan konsumsi bahan bakar hanya 3.3 liter per100km atau 1:30 dan emisi karbondioksida hanya 88 gr/km, Smart Fortwo CDi terbaru merupakan mobil produksi massal yang ekonomis.

Menurut rilis Smart, mobil ini menggunakan mesin diesel direct injection terkecil didunia berkapasitas 799cc yang memproduksi daya maksimal 33 kW/45 hp dan torsi 110 Nm (2,000-2,500 rpm) dan top speed 135km/jam. Mesin ini dilengkapi teknologi tinggi, seperti common rail tekanan tinggi hingga 1600 bar (dulu 1350bar) dengan injeksi baru yang tersusun dari 6 lobang injector.

Disusun dari material ringan mesin diesel ini hanya 86kg. Mesin diesel tiga silinder ini membakar kembali 60% exhaust gas yang sudah di dinginkan. Ini mengurangi emisi NOx secara signifikan. Mesin dipasangkan dengan automated-manual 5-speed transmissions yang baru.

4. Nissan Altima-Hybrid



Walaupun sudah mengusung teknologi hybrid yang sarat akan efisiensi bahan bakar, performa mobil ini ternyata tidak terlalu jelek. Terbukti mesin QR25 2.5-liter 4 silinder yang diadopsi mobil ini mampu menghantarkan tenaga hingga 198 hp. Didukung teknologi EPA, estimasi penggunaan bahan bakar di dalam kota hanya perlu 35 mpg (1 liter dapat menempuh 56 km) sedang dijalan tol hanya perlu 33 mpg (1 liter dapat menempuh 52 km) .

Mobil ini dilengkapi piranti pelindung traksi mesin yang meliputi seperangkat sistem layaknya Xtronic CVTä yang disebut Advanced Technology Partial Zero Emissions Vehicle (AT-PZEV) yang mampu mengurangi emisi gas buang dengan sangat optimal.

5. Honda Camry-Hybrid


Camry Hybrid hadir menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG) yang ramah lingkungan dibanding versi biasanya.

Bahan bakar ini disimpan dalam bentuk dua tabung silinder yang diletakkan di bagasi. Dengan CNG sebanyak itu Camry Hybrid mampu bergerak sejauh 250 miles atau sekitar 402 km. Pemakaian ini setara dengan bensin sebanyak 8 gallon.

Camry Hybrid baru yang dipersenjatai perlengkapan buatan industri Toyota, Hybrid Synergy Drive, diklaim telah memenuhi standar Advanced Technology Partial Zero Emissions Vehicle (AT-PZEV) karena menghasilkan asap gas buang 70% lebih rendah dari ketentuan emisi yang berlaku untuk mobil baru.

6. Volkswagen Jetta TDI



Volkswagen Jetta TDI meraih penghargaan 2009 Green Car of the Year dari The Green Car Journal yang dilakukan di Los Angeles Motor Show. Inilah untuk pertama kalinya mobil bermesin diesel meraih penghargaan sebagai mobil paling ramah lingkungan.

Jetta TDI menggunakan mesin 2-liter, diesel, turbocharged direct injection, empat silinder yang mencapai rating EPA untuk konsumsi bahan bakar yaitu 41 mpg untuk jalan raya dan 30 mpg untuk dalam kota. Catatan ini membuat Jetta berada di bawah standar SULEV atau Super Ultra Low Emission Vehicle.

7. Ford Escape-hybrid



Keunggulan Escape Hybrid bermesin 2.300 cc terletak pada keekonomisan bahan bakar dan emisi gas buangnya. Keunggulan keduanya didukung pula oleh kemampuan berkendara yang fleksibel, tangguh serta memiliki ruang yang lega.

Soal ketangguhan di lapangan berbatu hingga berlumpur tidak usah disangsikan. Seperti SUV terbaru Ford lainnya, Escape Hybrid juga dilengkapi peranti Intelligent 4WD.

Kendaraan ini mengakomodasikan lima penumpang dewasa beserta bawaannya. Sebagai kendaraan full hybrid, Escape Hybrid dapat beroperasi dalam mode electric pada kecepatan rendah tanpa memerlukan kinerja mesin bakar internal selama baterai mobil masih memiliki tenaga yang cukup.

Selain itu, digunakan teknologi regenerative braking yang dapat mengubah tenaga yang dikeluarkan dari rem ke baterai dan menyimpannya untuk digunakan pada saat diperlukan.

8. Toyota Yaris



Mobil Yaris sebenarnya sudah dikategorikan irit bahan bakar, namun dengan persaingan di mobil hybrid yang makin panas seperti ini, Toyota akhirnya memutuskan untuk memproduksi mobil hybrid yang baru yang tentunya lebih murah dari Prius, yaitu Yaris hybrid.

Ada terobosan baru pada Yaris hybrid. Dipastikan Yaris akan memakai baterai jenis lithium, tak seperti Prius yang menggunakan nickel-metal hydride.

Tidak disebutkan kapan Yaris hybrid ini akan melakukan debut pertamanya di pasar mobil dunia. Namun diperkirakan paling cepat hadir tahun 2011.

9. MINI Cooper Clubman



Mini yang berkolaborasi dengan BMW ini memiliki mesin 1.6 liter 4 silinder inline bertenaga 175Hp di putaran 5.500rpm lantaran dibekali turbo. Dilengkapi ABS, (EPAS) Electrical Power Assisted Steering, Electronic Brake Force Distribution (EBD), Cornering Brake Control (CBC) and Dynamic Stability Control (DSC), mobil ini mendapat gelar nomor satu di Cars.com’s Top 10 Urban Cars. MINI memang masih menggunakan bahan bakar premium, namun per-galonnya masih lebih irit dibanding mobil kebanyakan.

10. Honda Fit/Jazz



Honda Fit atau di Indonesia dikenal dengan Honda Jazz, merupakan mobil kelas Hatchback andalan Honda. Tanggal 2 Februari lalu, rilis Consumer Reports yang dikeluarkan di Amerika Serikat melaporkan bahwa mobil ini berhasil meraih rangking tertinggi kategori subkompak mengalahkan Toyota Yaris dan NIssan Versa.

Consumer Reports engineer mengemukakan Fit/Jazz terbaru sangat praktis dan menyenangkan dikendarai. Pengereman diberi nilai ”Sangat Baik”. Konsumsi bahan bakar sangat mengesankan rata-rata 11,5 km/liter pada Fit sport dan 10,5 km/liter pada varian standar transmisi otomatis.


Sumber:
Aaron Gold (cars.about.com)
www.ciptapangan.com
www.tempointeraktif.com
www.situsotomotif.com
www.honda-indonesia.com
www.productwiki.com
autos.okezone.com
www.xearum.com
www.vibizlife.com
indie.inilah.com
www.autoinsurancequotes.com
portal.cbn.net.id
www.toyota.astra.co.id
www.warrenkarlenzig.com
www.asco.co.id