28 Agustus 2009

Tips Go Green dengan Mengurangi Penggunaan Plastik


Setiap kita berbelanja di supermarket atau di warung, sering sekali kita diberi kantung plastik atau kresek guna membawa barang-barang yang telah kita beli di tempat tersebut. Tahukah Anda tiap tahun jutaan kantong palstik/kresek dibuang begitu saja setelah dipakai hanya satu kali. Pasti Anda setuju dengan pendapat saya ini, kresek akan jadi sampah dan akhirnya dibuang dan dibakar.

Di bawah ini ada beberapa tips, supaya ketika Anda diberi kantong kresek saat di kasir, Anda bisa menjawab, "Tidak perlu, saya bawa tas sendiri!"

TIPS:
1. Belilah tas yang tahan lama dan bisa dilipat sehingga praktis dibawa kemana-mana. Biasanya tas tersebut bisa dibeli di supermarket besar yang sudah sadar akan efek buruk dalam menggunakan tas plastik/kresek.
2. Selalu menyimpan tas belanja yang tahan lama setiap Anda bepergian dan disimpan di kendaraan Anda. Sehingga bila berbelanja Anda tidak perlu kantong plasting/kresek lagi. Dan hal ini menjadikan kebiasaan baik Anda saat berbelanja.
3. Sediakan selalu tas plastik kecil yang bisa dipakai ulang guna menyimpan sayur dan buah-buahan. Setelah Anda mengeluarkan sayur-sayuran dan buah-buahan dari dalam kantong plastik, bersihkan kembali kantong tersebut sehingga bisa dipergunakan di lain waktu.
4. Ingatkan kasir bahwa Anda tidak perlu kantong kresek. Biasanya kasir secara otomatis memasukkan belanjaan si pembeli ke dalam kantong kresek. Saat akan membayar, katakan kalau Anda tidak membutuhkan kantong plastik, sambil menunjukkan tas belanja yang sudah Anda bawa.
5. Jelaskan pada kasir alasan Anda membawa tas sendiri. Masih banyak orang yang tidak mengerti mengapa harus menghindari pemakaian kemasan plastik yang hanya satu kali pakai. Kalau mereka paham alasannya, biasanya mereka akan mendukung upaya seperti ini, apalagi kalau Anda sering belanja di pasar swalayan mereka.
6. Bila Anda lupa membawa tas belanja, Anda bisa menggunakan tas plastik pemberian kasir tetapi jangan lupa setelah digunakan, lipatlah dengan rapi sehingga tas tersebut bisa Anda pergunakan kembali di saat Anda membutuhkan.

Dengan Anda melakukan tips ini, berarti Anda menyayangi lingkungan Anda tempat Anda berdiam.

Sumber: Bandung Advertiser
Sumber foto:makeyourhomegreen.vic.gov.au

20 Agustus 2009

Menelusuri Kemegahan Ciremai (3078 mdpl)


Sesuai rencana, IATMI Komisariat Cirebon kembali mendaki Gunung Ciremai pada tanggal 7 - 9 Agustus yang lalu. 'Petualangan' dimulai dari perkemahan di Curug Muara Jaya. Tenda-tenda didirikan di dekat air terjun, dilengkapi dengan api unggun dan menu ayam serta ikan bakar. Ditemani teh dan kopi panas untuk menghalau dingin, menjadikan makan malam di alam terbuka menjadi istimewa.

Pagi hari, setelah sarapan, seluruh peserta trekking menyempatkan diri menikmati pemandangan air terjun Muara Jaya yang indah. Untuk sampai ke air terjun ini, terdapat akses berupa tangga yang tingginya puluhan meter hingga ke tempat parkir mobil. Tempat wisata ini rupanya belum begitu dikenal karena di hari libur pun ternyata pengunjungnya hanya sedikit.

Dari Curug Muara Jaya, disediakan dua mobil pick up untuk mengangkut seluruh peserta menuju pos pendakian pertama bernama Blok Arban (1.614 mdpl). Dari Blok Arban, barulah perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Jalur yang ditempuh adalah Jalur Apuy dengan panjang lintasan menuju Puncak Ciremai adalah 6,9 km. Jalur yang dilalui berupa jalan setapak diapit semak belukar dan pepohonan hutan dengan tanjakan yang semakin lama semakin terjal. Begitu juga jalur menuju pos kedua (Simpang Lima - 1.915 mdpl), ketiga (Tegal Wasawa - 2.400 mdpl), keempat ( Tegal Jamuju - 2.600 mdpl) dan kelima (Sang Hyang Rangkah – 2800 mdpl). Dari pos kelima, medan yang dilalui semakin sulit, apalagi menjelang pertemuan jalur Apuy dan jalur Palutungan.

Saat mencapai pertemuan kedua jalur, kita akan ditantang tanjakan terjal bebatuan besar hingga ke puncak. Namun, pemandangan dari sini sangat menakjubkan karena kita seolah menjadi lebih tinggi dari awan. Di kejauhan, kita juga bisa melihat Puncak Gunung Slamet menyembul di antara lautan awan. Sementara matahari senja mulai tenggelam, meninggalkan kemilau lembayung berwarna jingga di ‘garis’ yang menjadi pertemuan awan dan langit. Sebuah pemandangan tak terlupakan yang mengingatkan kita akan kebesaran Sang Pencipta Alam Semesta.

Di jalur menuju Puncak, para peserta berbelok ke kiri, menuju sebuah turunan untuk menginap semalam di pos keenam (Goa Walet – 2950 mdpl). Udara di ketinggian ini sangat dingin. Posisi Goa Walet yang dikelilingi tebing membantu mengurangi terjangan angin dingin yang berbahaya bagi para trekker.
Pagi hari, barulah perjalanan dilanjutkan ke Puncak Ciremai. Sambutan kawah Ciremai yang megah membuat segala kelelahan seakan hilang. Mampu mencapai puncak tertinggi di Jawa Barat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para trekker IATMI Cirebon. Dan lagi-lagi, pemandangan luar biasa lautan awan dan langit biru jernih menjadi pelengkap pesona Puncak Ciremai.

Setelah puas mengabadikan pemandangan puncak, para peserta memulai perjalanan turun melalui jalur Palutungan. Jalur ini lebih panjang (8,4 km) namun relatif lebih landai.

Jika tak ada aral melintang dan Tuhan mengizinkan, tahun depan IATMI Komisariat Cirebon akan mendaki Ciremai kembali melalui Jalur Palutungan dan turun melalui Linggarjati. Berminat? ?